Menurut Ketua Satuan Tugas Penanganan PMK Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M., jalur truk logistik sangat berpotensi menularkan virus PMK antar wilayah.
“Sebagai contoh, Sumbawa ini diduga kuat tertular dari jalur logistik truk yang berasal dari Jawa Timur menyeberang ke Bali kemudian ke Lombok hingga akhirnya ke Sumbawa,” jelas Suharyanto dalam Rapat Koordinasi Penanganan PMK Provinsi NTB di Kantor Bupati Sumbawa, NTB, Kamis (25/8).
Karena itu, Suharyanto meminta adanya perhatian bagi para pemangku kebijakan di wilayah NTB untuk lebih memperketat implementasi regulasi lalu-lintas di setiap pintu masuk.
Hal itu, kata Suharyanto, pengetatan itu dapat dilakukan dengan lebih mengoptimalkan _biosecurity_ mulai dari lingkup terkecil. Lemahnya pelaksanaan _biosecurity tambahnya akan menjadi ancaman nyata bagi wilayah sebelahnya, yakni Nusa Tenggara Timur.
“Jika _biosecurity_ kurang baik, maka tinggal menunggu waktu saja NTT menjadi zona merah PMK karena tertular daerah sekitarnya, terutama dari Sumbawa,” ungkap Suharyanto.
Selain _biosecurity_, Suharyanto juga menekankan strategi lain dalam menekan angka kasus PMK, yakni potong bersyarat, pengobatan dan vaksinasi.
Selanjutnya, mengobati hewan ternak yang terinfeksi virus PMK dan meningkatkan imunitasnya juga disarankan oleh Suharyanto agar dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu. Selain pengobatan, pemberian vaksinasi pada hewan ternak juga sangat penting untuk dilakukan, khususnya bagi ternak yang sehat di dalam zona merah.