ASANEWS, SIDRAP– Di tengah gempuran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Muhammadiyah yang menawarkan belasan program studi. Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang) justru menunjukkan keunggulannya dengan hanya mengandalkan dua program studi.
Data terbaru menunjukkan, kampus yang terletak di Sulawesi Selatan ini berhasil merekrut 1.250 mahasiswa baru pada tahun akademik 2025, angka yang cukup fantastis mengingat minimnya jumlah prodi yang ditawarkan.
Fokus pada Kualitas, Bukan Kuantitas
Dengan hanya dua prodi, UMS Rappang berhasil mencatatkan jumlah mahasiswa yang mengungguli beberapa kampus sejenis. Misalnya, Universitas Muhammadiyah Metro yang juga memiliki dua prodi hanya mampu menarik 930 mahasiswa, sementara Universitas Muhammadiyah Kendari dengan jumlah prodi sama berada di angka 720 mahasiswa.
"Kami tidak ingin terjebak pada banyaknya program studi, tetapi lebih memilih fokus pada kualitas dan relevansi prodi dengan kebutuhan daerah," tegas Prof. Jamaluddin, Rektor UMS Rappang.
Apa Rahasia di Balik Kesuksesan Ini?
Pertama, Prodi Unggulan yang Dibutuhkan Pasar. Dua prodi yang ditawarkan UMS Rappang adalah Pendidikan Bahasa Indonesia dan Pendidikan Bahasa Inggris. Kedua prodi ini sangat dibutuhkan di wilayah Sidenreng Rappang dan sekitarnya, terutama untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik di sekolah-sekolah Muhammadiyah.
Kedua. Dukungan Jaringan Muhammadiyah yang Kuat
Sebagai bagian dari jaringan Muhammadiyah. UMS Rappang memiliki akses luas ke sekolah-sekolah Muhammadiyah di Sulawesi Selatan. Hal ini menjadi nilai tambah bagi calon mahasiswa yang ingin langsung terserap di dunia kerja setelah lulus.
Ketiga. Lokasi Strategis dan Biaya Terjangkau
Kampus ini berlokasi di pusat Kabupaten Sidenreng Rappang, membuatnya mudah dijangkau mahasiswa dari berbagai daerah. Selain itu, biaya pendidikan yang terjangkau dan adanya program beasiswa turut menjadi daya tarik.
Prestasi di Tengah Persaingan Ketat
Meski hanya memiliki dua prodi, UMS Rappang berhasil mencatatkan jumlah mahasiswa yang hampir menyamai Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan yang memiliki lima prodi (1.260 mahasiswa). Bahkan, angka ini lebih tinggi dibandingkan beberapa kampus Muhammadiyah lain yang menawarkan lebih banyak prodi, seperti Universitas Muhammadiyah Semarang (lima prodi/1.083 mahasiswa).
Tantangan ke Depan
Meski sukses merekrut mahasiswa, UMS Rappang tetap menghadapi sejumlah tantangan, seperti, Meningkatkan akreditasi prodi agar setara dengan LPTK Muhammadiyah ternama seperti UAD atau UMS. Memperkuat kerja sama dengan dinas pendidikan untuk memastikan penyerapan lulusan.
Mengembangkan fasilitas kampus untuk mendukung kualitas pembelajaran.
Kisah UMS Rappang membuktikan bahwa kualitas lebih penting daripada kuantitas. Dengan fokus pada prodi yang benar-benar dibutuhkan masyarakat dan dukungan jaringan yang kuat, kampus kecil pun bisa bersaing dengan kampus besar.
"Kami ingin membuktikan bahwa tidak perlu banyak prodi untuk menjadi unggul. Yang penting, prodi yang ada benar-benar menghasilkan lulusan yang siap berkontribusi," pungkas Rektor UMS Rappang. (*)